Surat Al-Kahfi adalah surat
ke delapan belas dan merupakan pertengahan al-quran. Di dalam surat ini terkandung
berbagai petunjuk bagi manusia seperti keimanan, sejarah umat, bahkan sains dan
teknologi.
Surat ini juga memiliki
keutamaan-keutamaan sehingga setiap malam jum’at umat Islam disunahkan untuk
membacaya. Hal ini berdasarkan hadits nabi Muhammad SAW yang artinya “Barang
siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada
hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya diantara dua Jum’at (HR
Al-Hakim dan Baihaqi).
Dalam tulisan ini
penulis ingin menyajikan sisi lain surat al-Kahfi. Penulis ingin menyajikan
sesuatu yang sangat jarang dibicarakan oleh kalangan kaum muslimin, yaitu
tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung dalam surat al-Kahfi.
Apabila kita membaca
keseluruhan ayat dan terjemahan surat Al-Kahfi, maka di dalamnya kita akan menemukan
beberapa kisah diantaranya kisah Ashabul
Kahfi dan kisah Zulqarnain. Di dalam
kisah Ashabul Kahfi dan kisah Zulqarnain
ini-lah kita akan menemukan petunjuk mengenai Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilustrasi
Pemuda Ashabul Kahfi diambil dari https://www.kasroh.com
Kisah pertama adalah
kisah Ashabul Kahfi, Al-Kahfi inilah yang dijadikan sebagai nama surat ini. Kisah
Ashhabul Kahfi bisa kita temukan mulai dari ayat ke sembilan sampai ayat ke dua
puluh enam. Kisah ini menceritakan beberapa orang pemuda demi menjaga
keimanannya, mereka tinggal di sebuah gua beserta Rakiim seekor anjing penjaga
(ada yang menafsirkan batu bersurat).
Setelah beberapa tahun
(300 tahu lebih/haya Allah yang tahu pastinya) kemudian mereka dibangunkan dari
tidur panjang. Diantara mereka saling bertanya ada yang menganggap bahwa mereka
baru tidur satu hari bahkan ada yang meresa baru tidur setengah hari.
Disinilah kasus ilmu
pengetahuan pertama yang diungkapkan yaitu dilatasi
waktu. Dilatasi waktu adalah pemendekan waktu, dimana waktu yang teramati
oleh orang yang diam terhadap kerangka acuan akan berjalan lebih lambat
daripada waktu yang diamati oleh pengamat yang gerak terhadap kerangka acuan.
Dalam teori
relativitas, waktu yang terukur oleh orang yang bergerak dengan laju mendekati
laju cahaya akan berjalan lebih lambat dari pada orang yang diam. Dari sini
menurut penulis Pemuda Ashabul Kahfi tersebut digerakan dengan kecepatan
mendekati kecepatan cahaya (lihat ayat 18). Dan memang kalau dihitung dengan
persamaan dilatasi waktu akan didapat bahwa pemuda ashabul kahfi digerakan
dengan kecepatan cahaya.
Permasalahan yang
muncul apabila suatu benda bergerak dengan kecepatan sangat tinggi adalah tekanan disekitar benda
akan sangat kecil (di fisika dikenal dengan nama Asas Bernoully). Akibatnya
tekanan antara tubuh Pemuda Ashabul Kahfi dan lingkungan akan sangat berbeda. Perbedaan
tekanan yang sangat besar ini dapat menyebabkan kehancuran/kerusakan tubuh.
Perbedaan tekanan
akibat kecepatan yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan. Ternyata jawabannya
ada di ayat ke sepuluh. Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa telinga Pemuda
Ashabul Kahfi ditutup. Ini mirip yang dilakukan oleh penerbang pesawat tempur. Mereka
akan memakai baju husus dan helm husus, untuk menjaga keseimbangan tekanan di
dalam dan di luar tubuh.
Ilustrasi
pilot pesawat tempur menggunakan helm husus untuk menjaga keseimbangan tekanan
dari https://www.galena.co.id
Tantangan bagi umat manusia dan umat muslim hususnya adalah bagaimana caranya membuat alat/pesawat yang mempunyai kecepatan mendekati kecepatan cahaya.
Kisah yang kedua adalah
kisah Zulqarnain. Kisah Zulqarnain bisa dilihat dari ayat ke delapan puluh tiga
sampai ayat sembilan puluh sembilan.
Bereda dengan kisah
Ashabul Kahfi yang memberi petunjuk tentang suatu teori, kisah Zulqarnain
mengandung informasi tentang teknologi. Dalam hal ini adalah teknologi plating (pelapisan logam dengan
logam lain agar diperoleh logam yang lebih baik).
Beriktu adalah terjemahan
ayat ke sembilan puluh enan; “berilah aku potongan-potongan besi!” hingga
ketika potongan-potongan besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua
(puncak) gunung itu, dia (Zulqarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika besi
sudah menjadi merah (seperti api) dia pun berkata, “Berilah aku tembaga yang
mendidih agar aku tuangkan ke atasnya (besi panas).
Ilustrasi
tembokadiambil dari http//www.youtube.com
Dari ayat tersebut
digambarkan dengan jelas bagaimana teknik untuk mendapatkan logam yang kuat.
Kita semua mengetahui sifat besi. Besi mempunyai sifat yang kuat, tetapi besi mudah teroksidasi, disinilah gunanya tembaga
sebagai pelapis besi. Sementara tembaga kurang kuat tapi tahan terhadap
oksidator.
Kelemahan besi yang
mudah teroksidasi ditutup oleh tembaga yang tahan terhadap oksidator. Sementara
kekurangan tembaga yang kurang kuat ditutup oleh kelebihan besi yang kuat. Sehingga kedua logam ini
saling menguatkan. Teknologi ini jaman sekarang dikenal dengan teknologi plating.
Demikianlah urain
singkat mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terkandung dalam surat
Al-Kahfi. Semoga dapat menambah wawasan dan hasanah pengetahuan kita dan
semakin membuat umat islam bersemangat mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan
dan teknologi dari dunia barat.
Wallaahu
‘alam bishshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar